Kamis, 17 Januari 2013

Wakil Rakyat

Intro : C
C F C
Untukmu yang duduk sambil diskusi
C G C
Untukmu yang biasa bersafari
F Dm C
Di sana, di gedung DPR
Wakil Rakyat kumpulan orang-orang hebat
Bukan kumpulan teman-teman dekat
Apalagi sanak famili
G F
Di hati dan lidahmu kami berharap
G C
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan
G F
Jangan ragu jangan takut karang menghadang
G C
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam
F C G C
Di kantong safarimu kami titipkan
Masa depan kami dan negeri ini
Dari Sabang sampai Meroke
Saudara dipilih bukan dilotre
Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara
Juara diam juara he’eh
Juara ha ha ha
intro : C F C
C F G
C Bb C
C F 2x
Back to top
C Am C Am
Wakil Rakyat seharusnya merakyat
Dm F G C
Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
C Am C Am
Wakil Rakyat bukan paduan suara
Dm F G C
Hanya tau nyanyian lagu setuju
by: Iwan Fals
source: chord frenzy

Kemesraan

Intro : C F G C
C F
Suatu hari dikala kita duduk ditepi pantai
Dm F C
Dan memandang ombak dilautan yang kian menepi
C C7 F
Burung camar terbang bermain diderunya air
G F G C
Suara alam ini hangatkan jiwa kita
C F
Sementara sinar surya perlahan mulai tenggelam
Dm G C
Suara gitarmu mengalunkan melodi tentang cinta
C C7 F
Ada hati membara erat bersatu
G F G C C7
Getar seluruh jiwa tercurah saat itu
reff
F G C
Kemesraan ini... janganlah cepat berlalu
F G C
Kemesraan ini... inginku kenang selalu
Dm G C
Hatiku damai... jiwaku tenang disamping mu
Dm G C
Hatiku damai... jiwa ku tentram bersamamu
by: Iwan Fals
source: chord frenzy

Bongkar

Intro: Em
Em
Kalau cinta sudah di buang
C Em
Jangan harap keadilan akan datang
Em
Kesedihan hanya tontonan
C Em
Bagi mereka yang di perbudak jabatan
(*)
C Em
O, o, ya o … ya o … ya bongkar
C Em
O, o, ya o … ya o … ya bongkar
Em
Sabar, sabar, sabar dan tunggu
C Em
Itu jawaban yang harus kami terima
Em
Ternyata kita harus ke jalan
C Em
Robohkan setan yang berdiri mengangkang
Kembali ke : (*)
Reff I :
G
Penindasan serta kesewenang-wenangan
Am C Em
Banyak lagi teramat banyak untuk disebutkan
G
Hoi hentikan, hentikan jangan di teruskan
Am C Em
Kami muak dengan ketidakpastian dan keserakahan
C Em
O, o, ya o … ya o … ya bongkar
C Em
O, o, ya o … ya o … ya bongkar
Reff II :
G
Di jalanan kami sandarkan cita-cita
Am C Em
Sebab dirumah tiada lagi yang bisa dipercaya
G
Orang tua pandanglah kami sebagai manusia
Am C Em
Kami bertanya tolong kau jawab dengan cinta
lnt : Em
Kembali ke: (*), Reff I, Reff II
by: Iwan Fals
source: chord frenzy

Ibu

Intro : F#m D Bm F#m
F#m D F#m
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
D Bm C#7 F#m
Lewati rintang untuk aku anakmu
F#m D F#m
Ibuku sayang masih terus berjalan
D Bm C#7 F#m
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
A B D F#m
Seperti udara kasih yang engkau berikan
A B D F#m
Tak mampu ku membalas Ibu… ibu…
F#m D F#m
Ingin ku dekat dan menangis dipangkuanmu
D Bm C#7 F#m
Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu
A B D F#m
Lalu doa doa baluri sekujur tubuhku
A B D F#m
Dengan apa membalas Ibu… ibu…
by: Iwan Fals
source: chord frenzy

Yang Terlupakan

Intro : D A Bm A
G D Em G Gm D
D A Bm A
Denting piano kala jemari menari
G D Em G
Nada merambat pelan di kesunyian malam
Gm D
Saat datang rintik hujan
F#m Bm
bersama sebuah bayang
G A D A G
Yang pernah terlupakan
(*)
D A Bm A
Hati kecil berbisik untuk kembali padanya
G D Em G
Seribu kata menggoda seribu sesal di depan mata
Gm D F#m Bm
Seperti menjelma waktu aku tertawa
G A D
Kala memberimu dosa
D D/C# Bm A Bm A D
Da..ra O....maafkanlah
A Bm A G
Da..ra O....maafkanlah
Chorus :
D F#m Bm A
Rasa sesal di dasar hati diam tak mau pergi
D F#m Bm A
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
G Gm D Bm
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
G A D
Namun senyum mu tetap mengikuti
D F#m Bm G F#m Em 2X end A
La la la
Back to : (*)
Int : A Bm A D A Bm G
by: Iwan Fals
source: chord frenzy

Rabu, 16 Januari 2013

Siklus Hidup Keluarga (family life cyrcle)

Keluarga adalah sekelompok orang yang memiliki hubungan darah, pernikahan, atau seseorang yang tinggal bersama dalam satu rumah. Keluarga dapat terdiri dari ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, anak dan sebagainya. Anggota kelurga trsebut adalah klompok referensi primer yang sangat berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menentukan perilaku konsumen anggota keluarga yang lain. Khususnya keluaraga inti seperti, ayah, ibu, dan anak. Seorang anak sangat berpotensi untuk mengikuti prilaku orang tuanya termasuk dalam kegiatan konsumen. Contoh seorang anak yang terlahir dari sebuah keluarga sederhana dengan kelas sosial jenjang menengah kebawah yang selalu melakukan kegiatan konsumen dengan rasional, ia akan terbiasa dengan gaya hidup sederhana dalam kegiatan konsumen, dengan mempertimbangakan mana yang termasuk dalam kebutuhan dan keinginan. Dan ini akan sangat membantu dalam mengatur anggaran keluarga. Ini semua tidak lepas dari peran serta orang tua yang membiasakan anakanya dalam melakukan kegiatan konsumen.

Kelas Sosial

Kelas sosial adalah pengelomppokan masyarakat berdasarkan kemampuan ekonomi kelompok masyarakat tersebut dengan mengikuti perkembagan zaman disuatu negara dimana masyarakat tersebut tinggal. Ini dikarenakan perkembangan ekonomi di suatu negara dari zaman kezaman berbeda. Dahulu di Indonesia, seorang anak yang dapat bersekolah hingga SMA bisa dikatakan berasal dari keluarga berkelas atas, tetapi sekarang seorang anak yang hanya dapat sekolah SMA bisa dikatakan berasal dari kelas sosial menengah ke bawah. Lain halnya bila di bandingkan dengan negara lain, contohnya dinegara Indonesia seorang anak yang dapat bersekolah hingga strata satu(S1) dapat dikatakan berasal dari kelompok sosial atas, sedangkan di negara maju seperti singapura atau jepang seorang anak yang dapat sekolah hingga starata satu(S1) bisa dikatakan berasal dari kelompok sosial bawah.
Ada juga yang mengatakan bahwa kelas sosial di definisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relative mempunyai status yang sama, sedangkan anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah.
Pada umumnya kelas sosial dibagi menjadi 3 jenjang, yaitu
• Jenjang atas, masyarakat yang berada di kelompok ini biasanya lebih dihormati oleh kelompok lainnya, ini dikarnakan kedudukan sosialnya maupun karena kekayaannya. Kelompok ini juga dapat dilihat dan di bedakan dari pendapatan dan pengeluaran perharinya, contohnya di Indonesia masyarakat di kelompok ini memiliki pengeluaran rata-rata lebih dari $10 perhari. Begitupun dengan gaya hidup, masyarakat ini biasanya memiliki gaya hidup yang lebih tinggi, sebagai contoh masyarakat ini lebih suka makan di café dan restaurant-restaurant mewah.
• Jenjang menengah, di Indonesia kelompok ini merupakan kelompok yang terbanyak mereka terdiri dari para pedagang dll. Dilihat dari segi gaya hidup, jika kelas atas suka makan di café atau restaurant, kelompok kelas menengah ini lebih suka memilih makan di warung-warung pinggir jalan. Jenjang ini biasanya dapat dibagi lagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1) Menengah ke atas, dimana kelompok ini memiliki pengeluaran rata-rata $4 sampai $10 perhari. 2)Menengah, dimana pengeluaran rata-rata perharinya kuarang lebih $4 perhari. 3) Menengah ke bawah, dimana pengeluaran rata-rata perharinya $2 sampai $4.
• Jenjang bawah, di Indonesia kelompok sosial ini termasuk kelompok yang cukup banyak dimana kelompok ini merupakan rakyat biasa yang memiliki pendapatan pas-pasan dan pengeluaran rata-rata perharinya hanya $1. Di lihat dari segi gaya hidup pun kelompok ini sangat jauh berbeda dengan kelompok kelas diatasnya, dimana tidak memikirkan harus makan dimana dan harus makan apa. Yang mereka peroleh itulah yang mereka konsumsi. Dari segi pendidikan pun biasanya kelompok ini hanya mengikuti program pemeritah yaitu wajib sekolah 9 tahun atau bahkan tidak.
Menurut Karl Marx masyarakat di bagi menjadi 3 golongan, yaitu
• Golongan kapitalis atau borjuis, yaitu mereka yang menguasai tanah atau alat produksi.
• Golongan menengah, yaitu terdiri dari pegawai pemerintah.
• Golongan proletar, yaitu mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi termasuk kaum buruh atau pekerja pabrik.
Menerut Karl Marx golongan menengah cenderung dimasukan ke golongan kapitalis karena dalam kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaumkapitalis. Dengan demikian, dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yaitu golongan kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.

Sumber Daya Ekonomi

Sumber daya ekonomi adalah segala bentuk sumberdaya yang dimiliki oleh suatu daerah baik itu dalam bentuk sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat dan dapat di gunakan sebagai modal dasar pembangunan ekonomi daerah tersebut.
Pada dasarnya sumber daya alam merupakan hadiah dari Tuhan YME yang di berikan kepada umat manusia untuk memenuhi kebutuhan perekonomian, namun tetap memerlukan batasan-batasan dalam mengekploitasi hasil bumi tersebut.
Sdaya ekonomi juga meliputi sumberdaya manusia, dalam hal ini sumberdaya manusia yang di maksud adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengerti kondisi prekonomian suatu daerah dan dapat memberikan ide serta gagasan yang dapat membantu dalam perkembangan dan kemajuan perekonomian daerah tersebut.

AIDA (attention interest disire action)

Dalam memasarkan sebuah produk kita memerlukan sebuah strategi agar produk yang kita pasarkan dapat mencapai target yang kita inginkan. Sebagai contoh strategi yang dapat kita gunakan dalam pemasaran adalah AIDA(attention , interest, desire and action) atau perhatian, ketertarikan, keinginan dan tindakan. Dalam pemasaran, strategi AIDA sangat di perlukan dan berikut adalah penjelasannya.
1. Attention(perhatian), kita memerlukan sesuatu yang dapat menarik perhatian target pasar kita. Misalnya dengan membuat iklan baik dalam bentuk audio visual atupun media cetak. Dengan adanya iklan di harapkan masayarakat atau calon konsumen akan memberikan perhatian pada produk yang kita pasarkan.
2. Interest(tertarik), setelah mendapatkan perhatian dengan adanya iklan di harapkan calon konsumen akan teratrik untuk mencari tahu tentang produk yang kita jual, seperti apakah produk yang kita pasarkan memberikan manfaat bagi mereka, apakan harganya terjangkau dan bagaiman dengan kualitasnya.
3. Desire(keinginan), karena banyaknya pertanyaan yang ada pada calon konsumen biasanya akan memunculkan hasrat atau keinginan untuk melihat, membeli atau mencobanya.
4. Action(tindakan), dengan demikian masyarakat akan mulai melakuakan tindakan lebih lanjut, misalnya di mulai dengan dating ke toko, melihat produk yang kita jual, sampai ingin mencoba dan membelinya.
source: nurliaasyiah blogspot

pasar ceruk/niche market

Pasar ceruk adalah kelompok pasar yang kecil tapi memiliki kekuatan yang besar. Dibanding dengan jenis pasar yang lain pasar ini tidak memerlukan banyak usaha untuk menarik konsumen karena tidak memiliki banyak pesaing, namun biasanya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Contohnya dengan mendirikan bisnis tempat pemutaran film (bioskop), memang biaya yang di butuhkan tidak sedikit tetapi hasil yang akan kita perolehpun akan berkali-kali lipat. Apalagi jika kita membuat inovasi baru dengan menyediakan fasilitas restaurant atau arena permainan yang akan semakin menarik pengunjung untuk datang lagi ke tempat usaha kita.

Selasa, 15 Januari 2013

Pengaruh Interaksi Individu dan Gaya Hidup

Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Pemasar dapat mempelajari apa yang dibeli konsumen untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengenai apa yang mereka beli, dimana dan berapa banyak, tetapi mempelajari mengenai alasan tingkah laku konsumen bukan hal yang mudah, jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkah Laku Konsumen
a. Faktor kebudayaan
Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen.
b. Faktor sosial
Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka.
c. Faktor pribadi
Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan.

Kelompok Referensi

Kelompok referensi disebut juga sebagai acuan. Kelompok referensi merupakan sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seorang secara langsung atau tidak langsung.Kelompok referensi ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusandan sebagai dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum / khusus atau pedoman khusus bagi perilaku.
Jenis – jenis kelompok referensi berdasarkan pengelompkannya yaitu :
1. Menurut intensitas interaksi dan kedekatannya
• primer
• sekunder
2. Menurut legalitas keberadaan
• Kelompok formal
• Kelompok informal
3. Menurut status keanggotaan dan pengaruh
• Kelompok aspirasi
• Kelompok disosiasi
• Primary / secondary
• Membership
Kelompok referensi terdiri atas dua jenis, yaitu :
- Kelompok referensi normative
- Kelompok referensi komparatif
- Distribusi

Pengaruh Situasi

Pengaruh Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
Jenis-jenis situasi konsumen
1. SITUASI KOMUNIKASI
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi.
2. SITUASI PEMBELIAN
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.
3. SITUASI PEMAKAIAN
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi.

Sabtu, 12 Januari 2013

Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Makna kepribadian menurut pengertian sehari-hari
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Definisi kepribadian menurut psikologi
Berdasarkan psikologi, Gordon Allport menyatakan bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Ciri-ciri kepribadian
Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan. Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :
• Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
• Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
• Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
• Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
• Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
• Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :
Kepribadian yang sehat
• Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
• Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
• Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
• Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
• Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
• Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
• Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
• Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
• Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
• Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
• Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).
Kepribadian yang tidak sehat
• Mudah marah (tersinggung)
• Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
• Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
• Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
• Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
• Kebiasaan berbohong
• Hiperaktif
• Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
• Senang mengkritik/mencemooh orang lain
• Sulit tidur
• Kurang memiliki rasa tanggung jawab
• Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
• Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
• Pesimis dalam menghadapi kehidupan
• Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
Faktor-faktor penentu kepribadian
Faktor keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetika seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu. Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.[1] Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan. Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut. Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.
Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.
Sifat-sifat kepribadian
Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku individu seseorang. Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut. Karakteristik-karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian. Sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier.

Rabu, 09 Januari 2013

Konsep Diri

Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat beberapa pengertian.
Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.
Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki. Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan.
Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang mudah untuk diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan lingkungannya.
Pengertian Konsep Diri
Beberapa ahli merumuskan definisi konsep diri, menurut Burns konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu.
Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki individu dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau evaliasi dari orang lain mengenai dirinya. Individu akan mengetahui dirinya cantik, pandai, atau ramah jika ada informasi dari orang lain mengenai dirinya.
Sebaliknya individu tidak tahu bagaimana ia dihadapkan orang lain tanpa ada informasi atau masukan dari lingkungan maupun orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung individu telah menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan menarik, cantik atau tidak.
Seperti yang dikemukakan Hurlock memberikan pengertian tentang konsep diri sebagai gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.
Menurut William D. Brooks bahwa pengertian konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Sedangkan Centi mengemukakan konsep diri (self concept) tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan.
Konsep dirididefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu.
Konsep diri merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan kegagalan bagi dirinya.
Dari beberapa pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya, yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik dirinya maupun lingkungan terdekatnya.
source: Pengertian Konsep Diri | belajarpsikologi.com

Sikap

Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa. Hal ini mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu
Komponen utama sikap
Sikap mempunyai tiga komponen utama: kesadaran, perasaan, dan perilaku. Keyakinan bahwa "Diskriminasi itu salah" merupakan sebuah pernyataan evaluatif. Opini semacam ini adalah komponen kognitif dari sikap yang menentukan tingkatan untuk bagian yang lebih penting dari sebuah sikap -komponen afektifnya. Perasaan adalah segmen emosional atau perasaan dari sebuah sikap dan tercermin dalam pernyataan seperti "Saya tidak menyukai John karena ia mendiskriminasi orang-orang minoritas. "Akhirnya, perasaan bisa menimbulkan hasil akhir dari perilaku. Komponen perilaku dari sebuah sikap merujuk pada suatu maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadap seseorang atau sesuatu.
Perilaku mengikuti sikap Pada akhir tahun 1960-an, hubungan yang diterima tentang sikap dan perilaku ditentang oleh sebuah tinjauan dari penelitian. Berdasarkan evaluasi sejumlah penelitian yang menyelidiki hubungan sikap-perilaku, peninjau menyimpulkan bahwa sikap tidak berhubungan dengan perilaku atau, paling banyak, hanya berhubungan sedikit. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikap memprediksi perilaku masa depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan semula dari Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan variabel-variabel pengait.
Sikap kerja utama
Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristik-karakteristiknya.
Keterlibatan pekerjaan
Keterlibatan pekerjaan adalah tingkat di mana seseorang memihak sebuah pekerjaan, berpartisipasi secara aktif di dalamnya, dan menganggap kinerja penting sebagai bentuk penghargaan diri.
Komitmen organisasional
Komitmen organisasional adalah tingkat di mana seseorang memihak sebuah organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi itu. Tiga dimensi terpisah komitmen organisasional adalah:
• Komitmen Afektif
• Komitemn Berkelanjutan
• Komitmen Normatif

Motivasi

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Seseorang dikatakan memiliki motivasi tinggi dapat diartikan orang tersebut memiliki alasan yang sangat kuat untuk mencapai apa yang diinginkannya dengan mengerjakan pekerjaannya yang sekarang. Berbeda dengan motivasi dalam pengertian yang berkembang di masyarakat yang seringkali disamakan dengan semangat, seperti contoh dalam percakapan "saya ingin anak saya memiliki motivasi yang tinggi". Statemen ini bisa diartikan orang tua tersebut menginginkan anaknya memiliki semangat belajar yang tinggi. Maka, perlu dipahami bahwa ada perbedaan penggunaan istilah motivasi di masyarakat. Ada yang mengartikan motivasi sebagai sebuah alasan, dan ada juga yang mengartikan motivasi sama dengan semangat. Dalam hubungan antara motivasi dan intensitas, intensitas terkait dengan seberapa giat seseorang berusaha, tetapi intensitas tinggi tidak menghasilkan prestasi kerja yang memuaskan kecuali upaya tersebut dikaitkan dengan arah yang menguntungkan organisasi. Sebaliknya elemen yang terakhir, ketekunan, merupakan ukuran mengenai berapa lama seseorang dapat mempertahankan usahanya.
Sejarah Teori Motivasi
Tahun 1950an merupakan periode perkembangan konsep-konsep motivasi. Teori-teori yang berkembang pada masa ini adalah hierarki teori kebutuhan, teori X dan Y, dan teori dua faktor. Teori-teori kuno dikenal karena merupakan dasar berkembangnya teori yang ada hingga saat ini yang digunakan oleh manajer pelaksana di organisasi-organisasi di dunia dalam menjelaskan motivasi karyawan.
Teori hierarki kebutuhan
Teori motivasi yang paling terkenal adalah hierarki teori kebutuhan milik Abraham Maslow. Ia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki dari lima kebutuhan, yaitu fisiologis (rasa lapar, haus, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya), rasa aman (rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional), sosial (rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan), penghargaan (faktor penghargaan internal dan eksternal), dan aktualisasi diri (pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri). Maslow memisahkan lima kebutuhan ke dalam urutan-urutan. Kebutuhan fisiologis dan rasa aman dideskripsikan sebagai kebutuhan tingkat bawah sedangkan kebutuhan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri sebagai kebutuhan tingkat atas. Perbedaan antara kedua tingkat tersebut adalah dasar pemikiran bahwa kebutuhan tingkat atas dipenuhi secara internal sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal. Teori kebutuhan Maslow telah menerima pengakuan luas di antara manajer pelaksana karena teori ini logis secara intuitif. Namun, penelitian tidak memperkuat teori ini dan Maslow tidak memberikan bukti empiris dan beberapa penelitian yang berusaha mengesahkan teori ini tidak menemukan pendukung yang kuat.
Teori X dan teori Y
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut. Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X. • Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya. • Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan. • Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga. • Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi. Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y. • Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain. • Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan. • Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen. Pengertian, Visioner, Tegas, Bijaksana Bisa menempatkan diri, Mampu/cakap Terbuka, Mampu mengatur, Disegani , Cerdas, Cekatan, Terampil, Pemotivasi, Jujur, Berwibawa, Berwawasan luas, Konsekuen, Melayani, Credible, Mampu membawa perubahan, Adil, Berperikemanusiaan, Kreatif, Inovatif, Sabar, Bertanggung jawab, Konsiten, Low profile, Sederhana dan humble (rendah hati), Rendah hati/humble, Royal/tidak kikir, berjiwa sosial Loyal (setia) kepada bawahan, Disiplin, Mampu menjadi tauladan/memberi contoh, Punya integritas, Berdikasi/berjiwa mengabdi, Dapat dipercaya (credible), Percaya diri, Kritis, Religious, Mengayomi, Responsive (cepat tanggap), Teliti, Supel (ramah), Pema’af, Peduli (care), Profesional, Berprestasi, Penyelesai Masalah (problem solver), Good looking, Sopan, Cerdas secara emosi (memiliki tingkat EQ yang tinggi.
Teori motivasi kontemporer
Teori motivasi kontemporer bukan teori yang dikembangkan baru-baru ini, melainkan teori yang menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan. Teori motivasi kontemporer mencakup:
Teori kebutuhan McClelland
Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut: o kebutuhan berprestasi: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil. o kebutuhan berkuasa: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya. o kebutuhan berafiliasi: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
Teori evaluasi kognitif
Teori evaluasi kognitif adalah teori yang menyatakan bahwa pemberian penghargaan-penghargaan ekstrinsik untuk perilaku yang sebelumnya memuaskan secara intrinsik cenderung mengurangi tingkat motivasi secara keseluruhan. Teori evaluasi kognitif telah diteliti secara eksensif dan ada banyak studi yang mendukung.
Teori penentuan tujuan
Teori penentuan tujuan adalah teori yang mengemukakan bahwa niat untuk mencapai tujuan merupakan sumber motivasi kerja yang utama. Artinya, tujuan memberitahu seorang karyawan apa yang harus dilakukan dan berapa banyak usaha yang harus dikeluarkan.
Teori penguatan
Teori penguatan adalah teori di mana perilaku merupakan sebuah fungsi dari konsekuensi-konsekuensinya jadi teori tersebut mengabaikan keadaan batin individu dan hanya terpusat pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia melakukan tindakan.
Teori Keadilan
Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespons untuk menghilangkan ketidakadilan.
Teori harapan
Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik dari hasil itu terhadap individu tersebut.
source: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas