Jumat, 29 November 2013

Etika Utilitarianisme atau CSR

BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Dalam etika bisnis terdapat empat sudut pandang, sebagai berikut:
1. Pandangan etika utilitarianisme,
2. Pandangan hak,
3. Pandangan teori keadilan, dan
4. Pandangan teori kontrak sosial terpadu.
Dari keempat pandangan tersebut yang paling dikenal di antara pengusaha atau beberapa perusahaan adalah Pandangan Etika Utilitarianisme. Pandangan Etika Utilitarianisme menyatakan bahwa keputusan-keputusan etika dibuat semata-mata berdasarkan hasil atau akibat keputusan itu.Teori ini menggunakan metode kuantitatif untuk pembuatan keputusan-keputusan etis dengan melihat pada bagaimana cara memberikan manfaat terbesar bagi jumlah terbesar. jika mengikuti pandangan utilitarian, Seorang manajer dapat menyimpulkan bahwa memecat 20% angkatan kerja diperusahaan itu dapat dibenarkan karena tindakan itu akan meningkatkan laba pabrik tersebut.memperbaiki keamanan kerja bagi 80% karyawan sisanya,dan akan sangat menguntungkan para pemegang saham.
Utilitarianisme mendorong efisiesi dan produktivitas dan konsisten dengan sasaran memaksimalkan laba. Namun di lain pihak, pandangan itu dapat menyebabkan melencengnya alokasi sumber daya, terutama apabila beberapa orang yang atau suara dalam keputusan tersebut. Utilitarianisme dapat juga menyebabkan hak-hak sejumlah pemercaya menjadi terabaikan.
Mengapa pandangan ini paling banyak diikuti dalam dunia bisnis? Karena pandangan iini konsisten dengan sasaran bisnis seperti efisien, produktivitas, dan laba.
BAB II Landasan Teori
2.1 Pengertian Etika Utilitarianisme
Utilitarianisme pertama kali dikembangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832). Persoalan yang dihadapi oleh Bentham dan orang-orang sezamannya adalah bagaimana menilai baik buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi, dan legal secara moral. Singkatnya, bagaimana menilai sebuah kebijaksanaan publik, yaitu kebijaksanaan yang punya dampak bagi kepentingan banyak orang, secara moral.
Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. "Utilitarianisme" berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory). Utilitarianisme sebagai teori sistematis pertama kali dipaparkan oleh Jeremy Bentham dan muridnya, John Stuart Mill. Utilitarianisme merupakan suatu paham etis yang berpendapat bahwa yang baik adalah yang berguna, berfaedah, dan menguntungkan. Sebaliknya, yang jahat atau buruk adalah yang tak bermanfaat, tak berfaedah, dan merugikan. Karena itu, baik buruknya perilaku dan perbuatan ditetapkan dari segi berguna, berfaedah, dan menguntungkan atau tidak. Dari prinsip ini, tersusunlah teori tujuan perbuatan.
Criteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
Criteria pertama adalah manfaat , yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu. Jadi, kebijaksanaan atau tindakan yang baik adalah yang menghasilkan hal yang baik. Sebaliknya, kebijaksanaan atau tindakan yang tidak baik adalah yang mendatangkan kerugian tertentu.
Criteria kedua adalah manfaat terbesar, yaitu bahwa kebijaksanaan atau tindakan itu mendatangkan manfaat terbesar (atau dalam situasi tertentu lebih besar)dibandingkan dengan kebijaksanaan atau tindakan alternative lainnya.
Criteria ketiga adalah manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang, yaitu dengan kata lain suatu kebijaksanaan atau tindakan yang baik dan tepat dari segi etis menurut etika utilitarianisme adalah kebijaksanaan atau tindakan yang membawa manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang atau sebaliknya membawa akibat merugikan yang sekecil mungkin bagi sedikit mungkin orang.
Secara padat ketiga prinsip itu dapat dirumuskan sebagai berikut: Bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang.
Nilai Positif Etika Utilitarianisme
a) Rasionalitas, prinsip moral yang diajukan oleh etika utilitarianisme ini tidak didasarkan pada aturan-aturan kaku yang mungkin tidak kita pahami dan yang tidak bias kita persoalkan keabsahannya.
b) Dalam kaitannya dengan itu, utilitarianisme sangant menghargai kebebasan setiap pelaku moral. Setiap orang dibiarkan bebas untuk mengambil keputusan dan bertindak dengan hanya memberinya ketiga criteria objektif dan rasional tadi.
c) Universalitas, yaitu berbeda dengan etika teleologi lainnya yang terutama menekankan manfaat bagi diri sendiri atau kelompok sendiri, utilitarianisme justru mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang.
Utilitarianisme sebagai Proses dan sebagai Standar Penilaian
a) Etika utilitarianisme dipakai sebagai proses untuk mengambil sebuah keputusan, kebijaksanaan, ataupun untuk bertindak. Dengan kata lain, etika utilitarianisme dipakai sebagai prosedur untuk mengambil keputusan. Ia menjadi sebuah metode untuk bisa mengambil keputusan yang tepat tentang tindakan atau kebijaksanaan yang akan dilakukan.
b) Etika utilitarianisme juga dipakai sebagai standar penilaian bai tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan. Dalam hal ini, ketiga criteria di atas lalu benar-benar dipakai sebagai criteria untuk menilai apakah suatu tindakan atau kebijaksanaan yang telah dilakukan memang baik atau tidak. Yang paling pokok adalah menilai tindakan atau kebijaksanaan yang telah terjadi berdasarkan akibat atau konsekuensinya yaitu sejauh mana ia mendatangkan hasil terbaik bagi banyak orang.
BAB III Pembahasan
3.1 Contoh Perusahaan yang telah menerapkan etika utilitarianisme atau CSR
Coca-Cola Amatil Indonesia
Coca-Cola Amatil Indonesia menerapkan 4 pilar kunci sebagai parameter untuk menjalankan program-program CSR & Sustainability yang harmonis. 4 pilar kunci tersebut adalah menjaga dan melestarikan lingkungan, menyediakan beragam pilihan produk kepada pelanggan, mempertahankan budaya kerja yang baik dan nilai-nilai positif di kalangan karyawan dan akhirnya berkontribusi terhadap pembangunan sosial dan ekonomi seluruh masyarakat di mana perusahaan beroperasi.
Program-program Coca-Cola Amatil Indonesi, diantaranya:
• Eco Uniform
Sebagai inisiatif berkelanjutan untuk menunjukkan penggunaan bahan daur ulang, CCAI menyediakan hampir semua karyawannya dengan Eco Uniform yang terbuat dari 50% botol PET plastik dan 50% katun organik. Inisiatif untuk memperkenalkan karyawan terhadap gerakan "Go Green" merupakan bagian dari komitmen CCAI terhadap lingkungan hidup sesuai dengan prinsip 3R CCAI (Reduce, Reuse, Recycle).
• Coke Farm
Coke Farm didirikan untuk mengubah lahan tidak terpakai di sekitar fasilitas produksi untuk dijadikan lahan pertanian produktif dan menghasilkan pendapatan bagi petani untuk meningkatkan manfaat ekonomi mereka. Terletak di dalam pabrik CCAI di Bandung, Surabaya, Semarang, dan Lampung, CCAI bekerja sama dengan para ahli dari organisasi nirlaba dalam memberikan pelatihan dan bantuan bagi petani untuk lebih memajukan pertanian mereka. Sejalan dengan prinsip "RECYCLE", Coke Farm mendaur ulang limbah dari produksi teh Frestea dan mengubahnya menjadi kompos.
• Eco Mobile
Eco mobile merupakan alat komunikasi yang bertujuan untuk memberikan metode pembelajaran interaktif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Bersama-sama dengan organisasi lokal, CCAI melakukan kunjungan setiap hari untuk masyarakat lokal di kedua daerah perkotaan dan pedesaan dan bertindak sebagai pelengkap pendidikan informal. Eco Mobile melaksanakan cara pembelajaran lingkungan yang interaktif dan menyenangkan melalui kegiatan edukatif seperti dokumentasi video, cerita dan permainan.
• Water For Live
Didirikan pada tahun 2008, program "Water for Life" bertujuan untuk mengatasi krisis air dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Timur Laut Bali. Sebagai elemen penting dari kehidupan, CCAI memberikan ribuan liter air bersih setiap harinya untuk masyarakat yang tidak memiliki akses ke sumber air tanah dan pusat kota. Program ini telah membantu lebih dari 1.500 rumah tangga di daerah tersebut.
• Bali Beach Clean Up
CCAI, bekerjasama dengan Quiksilver Indonesia, memulai program Beach Clean Up untuk mengurangi sampah di daerah pesisir Bali, memperkuat industri pariwisata Indonesia, dan meningkatkan hubungan dengan masyarakat setempat. Sejak 2008, CCAI telah menciptakan 74 kesempatan kerja untuk membersihkan 9,7 km garis pantai setiap harinya, dan telah mengangkut sekitar 10,125 ton sampah dari pantai Bali. BBCU menjaga kebersihan daerah pesisir Bali, dan memberikan kontribusi pada satwa liar setempat, kesempatan yang lebih baik untuk bertahan hidup. Masyarakat setempat mengatakan bahwa lebih banyak penyu menetaskan telur mereka di pantai. Hal ini memicu CCAI untuk mengembangkan fasilitas pembenihan yang dikenal sebagai Kuta Beach Sea Turtle Conservation (KBSTC) untuk melindungi penyu dan membantu mereka kembali ke habitat alami mereka. Sejak pembangunannya, CCAI telah melindungi sekitar 7.600 telur penyu.
• Medical Center
CCAI berusaha untuk menjamin kesejahteraan dan kesehatan karyawan dan keluarga mereka. CCAI ingin memastikan lingkungan kerja bebas dari zat berbahaya dan potensi bahaya lainnya. Medical Center memberikan pelayanan kesehatan gratis bagi seluruh karyawan dan keluarganya, serta masyarakat sekitar parbrik CCAI di seluruh Indonesia.
BAB IV Kesimpulan Dan Saran
4.1 Kesimpulan
Dalam menjalankan bisnis pada perusahaan hendaknya tidak hanya mementingkan kepentingan perusahaannya saja seperti memperoleh laba yang banyak tanpa memikirkan lingkungan sekitar, tetapi perusahaan harus menerapkan CSR (Corporate Social Responsibility). Seperti yang diterapkan pada perusahaan Coca-Cola Amatil Indonesia dengan perogram-programnya untuk lingkungan. Hal ini berarti perushaan telah melakukan kepedulian terhadap sosial dan konsumen atau masyarakat umum. Coca-Cola Amatil Indonesia bisa dijadikan salah satu contoh perusahaan yang telah menggunakan etika utilitarianisme atau CSR.
4.2 Saran
Saran untuk Coca-Cola Amatil Indonesia adalah terus menerapkan CSR pada perusahaannya, munculkan lagi program-program baru yang bermanfaat untuk masyarakat umum. Dan untuk perusahaan yang belum menerapkan CSR pada perusahaannya bisa melihat contoh yang telah di terapkan oleh Coca-Cola Amatil Indonesia. Etika ini sangat bermanfaat untuk perusahaan dan juga masyarakat sekitarnya.
Daftar Pustaka:http://coca-colaamatil.co.id/csr/index/42.41.107/medical-center | http://citrarestuanggari.blogspot.com/2013/11/perusahaan-yang-menerapkan-etika.html | http://tottoteguh.blogspot.com/2013/11/etika-perusahaan-utilitarianisme.html | http://dedenkurniawan2492.blogspot.com/2013/11/perusahaan-yang-menerapkan_28.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar